Sidang ke-2 diadakan pada hari Senin (12/12), sidang hari ini pun seperti biasa ngaret lagi yang harusnya jam 13.00 WIB ini jadi sekitar pukul 13.45 WIB, duuhh males banget deh tadinya gue kira udah telat! Taunya hari ini sama aja ngaretnya dan peserta yang dateng makin sedikit banget (hueeh..). Hari ini sidang tidak lagi dipimpin oleh ka Rois karena ternyata pada sidang pertama ketua MPM sudah lengser dan sudah diganti dan akan dipilih hari ini, lalu Presma dan Wapresma pun sudah turun jabatan (yess akhirnyaa...). Pemilihan Presma dan Wapresma baru akan diadakan selanjutnya di Pemilu Raya dimana semua mahasiswa di Universitas Djuanda harus ikut berpatisisapi eh berpartisipasi maksudnya.
Hari ini sidang dipimpin oleh Presidium atau Pejabat Sementara yang terdiri dari 3 orang yaitu Presidium 1, 2, dan 3. Presidium 1 itu si kk dari KaFek cowok yang menurut gue rada maksa, pengen menang sendiri (tapi lumayan ganteng), Presidium 2 gue ga kenal apalagi Presidium 3 aduh tambah gak kenal yang gue inget hanyalah muka mereka yang kelihatan tua banget saat itu dan kali ini pun gue sama ka Wiwid cuma bisa diem sesaat.
Sidang kedua kali ini membahas rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) UNIDA. AD terdiri dari 12 pasal, pada saat pertama di ruang sidang suasana tenang, tentram dan damai dari pasal ke-1 sampai pasal ke-11 semua berjalan lancar tanpa adanya perdebatan panjang dan kursi bertebaran, tapiii..... pas di pasal 12 lagi-lagi perdebatan panjang yang gak penting-penting amat pun terjadi (omagod!). Di pasal ini ada satu kalimat yang para peserta gak setuju, soalnya kami semua (para peserta) berpikir rada aneh dan kami akhirnya sepaka memutuskan untuk merubahnya. Tapi kenapa eh kenapa si Presidium 2 tuuuh ga setuju aja selalu beda sendiri, pola pikirnya masih primitif, dan lama banget mikirnya (hehe..). Dia tuh gak ngerti aja apa yang dari para peserta maksudkan. Dia itu kalo ngomong muter-muter ke Bandung dulu terus ke Sumatra. Itulah menyebabkan lamanya pasal ini dibahas! Sumpeeh lama banget sampe ashar tiba pun pasal ini belom kelaaar.. hadeuh! Kali ini gue ikut sidang sampe maghrib pengen liat ketua MPM yang baru siapa (tadinya), kali ini si Presidium 1 gak ngomong apa-apa.
Sampe Ashar selesai kami pun melanjutkan sidang yang makin gajebo ini. Yap masih membahas AD pasal 12, masih saja dipeributkan oleh kk kk yang baik-baik ini. Yang tadinya teman bisa jadi lawan yang pendendam gara-gara kongres ini..hahaha.
Daaan tadaaa si Presidium 1 ini pun akhirnya ngomong juga, danbener apa kata gue dia tuh orangnya maksa, Tapi karena maksanya ini akhirnya pasal 12 ini pun bisa rampung. Tapi setelah itu kejadian lucu terjadi, terkait bahwa “peninjau” dan para orang yang telat masuk tidak mempunyai hak suara dalam kongres kali ini. Mereka hanya punya hak bicara dan tidak berhak memberi suara mereka pada kongres. Karena banyaknya yang telat, dan pada hari sebelumnya ada yang gak ikut kongres maka yang telat dan gak ikut kongres pertama itu dijadikan sebagai peninjau oleh para Presidium. Otomatis para peninjau pun berpindah tempat duduk dari yang tadinya sebelah kiri jadi ke sebelah kanan. Karena kursi sebelah kiri khusus untuk peserta yg punya hak suara dan bicara. Sedangkan kursi kanan khusus untuk para peninjau yang hanya hak bicara.
Karena para pesertabanyak yang gak setuju dengan hal ini maka akhirnya banyak yang pindah ke kursi kanan sodara-sodara! Mereka lebih memilih sebagai peninjau karena merasa tak dihormati. Akirnya yg tersisa di kursi yang sebelah kiri hanya lima orang dan itu termasuk gue dan ka Wiwid. Gue ketawa terbahak-bahak (dalam hati). Gue kan gak tau apa-apa yah gue ikutin aja ka Wiwid yang gak beranjak dari tempat duduknya.
Sempat berhenti sejenak, para presidium pun kebingungan karena peserta jadi hanya 5 orang saja, sedangkan selebihnya hanya peninjau yang punya hak bicara. Dengan begini pemilihan ketua MPM yang baru pun tidak bisa dilakukan karena yg punya hak suara hanya 5 orang dan itu tidak sah. Hahaha ada-ada saja deh di kongres kali ini gue sbagai anak baru pun tercengong-cengong dengan kejadian ini. What the fuck with this Congress??
Akhirnya kita berlima membuat kesepakatan bahwa mereka yang telat itu boleh menjadi peserta kembali karena jumlah peserta tidak mencukupi dari apa yang seharusnya. Setelah presidium berpikir sangaaaaaaat lamaaa dan prosesnya panjaaang akhirnya mereka pun mengesahkan keputusan kami (daritadi kek!).
Ehh dan kejadian mengagetkan pun terjadi si presidium 1 pun yang daritadi diem kadang berkicau, dia akhirnya memilih mundur dari kongres dan minta digantikan. Kami para peserta pun tidak terima doong enak saja dia pengen pulang duluan sementara kami masih disini (hueeh gundulmu!). Tapi tetap dia bersikukuh dengan pendiriannya karena menurutnya kongres ini sudah tidak sesuai dengan “ideologi” dia. Helooo emang ni kampus punya lo harus sesuai sama ideologi lo? Plis deh bukan anak kecil lagi kaleee! (emosi tingkat nasional).
Yasudahlah dia keluar dengan sombongnya, kami tak memperhatikan dan melanjutkan kongres kedua ini tanpa dirinya. Presidium 1 pun akhirnya digantikan oleh manyun yang kebetulan ada disitu. Dan magrib tiba... Kongres pun belum beres juga terpaksa ditunda. Gue yang sudah membulatkan tekad untuk balik abis magrib akhirnya pun kabur dari kongres dan pulang. Yang tersisa hanya ka Wiwid disitu (selamat berjuang ya qaqa..:P). Gue pun gak tau gimana tuh kelanjutan kongres yang aneh bin ajaib itu.
Tapi kesimpulan yang bisa gue tarik gue seneng banget karena ini kongres pertama gue.. duh gue jadi bisa belajar banyak dari semua ini. Semoga para penerusnya kaya gue bisa membuat UNIDA lebih maju aminnn (lho kesimpulannya apa?). Kesimpulannya cari aja sendiri yaa..
0 comments
No Rude Words, Please ^^