Selalu Salah Pintu !

Hari Minggu di awal bulan Mei tanggal 1 Mei 2011, saya dan sahabat  saya yang biasa dipanggil cici memutuskan untuk pergi jalan-jalan kelililng kota Jakarta.  Rencana ini sudah kami susun sekitar 2 minggu sebelumnya.

Sekitar pukul 05.00 WIB handphone saya berdering, suaranya membuat saya terpaksa dari tidur saya yang sangat nyenyak.  Setelah saya lihat ternyata yang menelpon adalah cici, dia mengingatkan saya agar rencana keliling Jakarta pasti terlaksana.  Untung saja cici menelpon saya kalau tidak saya akan tertidur terus sampai siang. Hehehe….

Rencana tiba pukul 7 di Stasiun Kereta Api Bogor, tetapi kami malah tiba pukul 9 WIB.  Kami berdua pun segera membeli tiket kereta, sempat ningung ingin naik kereta apa tapi akhirnya kami berdua sepakat membeli kereta ekonomi karena harganya murah.


Cici yang baru pertama kali jalan-jalan ke Jakarta terus saja bertanya kepada saya tentang Jakarta, dia selalu bertanya “sudah sampai stasiun mana?”, “nanti akan berjalan-jalan kemana saja?”, “Di Jakarta tuh ada apa saja?”, dan pertanyaan-pertanyaan lain yang membuat kepala saya pusing karena banyak bertanya.

Akhirnya saya putuskan untuk berhenti di Stasiun Kota, karena cici tidak tahu ingin kemana jadi saya yang memutuskan rute-rute perjalanannya.  Sesampainya di Stasiun Kota saya langsung mengajak Cici ke tempat yang terkenal dekat Stasiun, tempat yang bernama “Kota Tua”.  Suasana di Kota Tua seperti biasanya selalu ramai dengan pengunjung apalagi di akhir pekan seperti ini.  Disitu juga sedang ada perayaan Hari Waisak untuk yang beragama Buddha dan juga ada pertunjukan ondel-ondel yang menjadi ciri khas Jakarta.  Di Kota Tua kami mengunjungi beberapa museum seperti Museum Fatahillah dan Museum Bank Indonesia, Museum Fatahillah saya sudah sering mengunjungi meseum ini jika dating ke Kota Tua, tapi bagi teman saya Cici ini adalah kali pertama dia mengunjunginya.  Nampaknya sangat senang sekali Cici mengunjungi museum yang terkenal di daerah itu, kesana-kemari dia berkeliling museum dengan saya mengikuti di belakang.  Setelah puas dengan Museum Fatahillah kami lalu menuju Museum Bank Indonesia karena saya pun penasaran dengan museum ini. 

Untuk kali pertama saya mengunjungi Bank Indonesia, biasanya setiap saya mengunjungi Kota Tua Museum ini selalu tutup.  Senang sekali rasanya ke Museum Indonesia ini karena berbeda dengan museum-museum lain yang berada di sekitar Kota Tua, Museum Bank Indonesia ini sangat sejuk dan modern, tiket masuknya pun tidak dipungut biaya alias gratis.  Tapi karena terlalu modern kami tidak mengetahui dimana pintu masuknya karena tidak ada petunjuk jelas mengenai pintu masuk museum.  Karena malu bertanya kami akhirnya memutuskan untuk masuk ke salah satu pintu, pokoknya kami bisa masuk begitulah yang ada di benak kami.  Setelah masuk ke salah satu pintu kami di tegur oleh petugas museum karena kami salah masuk pintu. Hahaha kami malu sekali, akhirnya petugas itu memberi tahu pintu masuk yang benar.

Setelah masuk pintu masuk pertama kami bertemu dengan resepsionis museum, kami diminta mengisi lembar pertanyaan dan mengumpulkannya kembali setelah keluar dari museum.  Setelah berhadapan dengan resepsionis, kami masih belum menemukan pintu mauk menuju ke dalam meseum. Aduuh kami benar-benar pusing karena banyaknya pintu, akhirnya kami memutuskan masuk ke salah satu pintu dan ternyata kami salah lagi, namun kali ini tidak ketahuan oleh petugas..hehehe

Akhirnya Cici memberanikan diri untuk bertanya ke resepsionis dimana sebenarnya pintu masuk untuk kedalam museum.  Ternyata ada di pojok sdan pintunya kecil pantas saja kami tidak mudah menemukannya.  Begitu menakjubkan di dalam museum tersebut, berbagai teknologi memadai ada dalam museum tersebut.

Cukup lama kami di museum Bank Indonesia, tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 2 siang, kami pun segera melaksanakan ibadah solat Zuhur.  Setelah solat Zuhur kami melanjutkan perjalanan, bingung menentukan tempat tadinya kami akan ke stasiun-stasiun televise yang berada di Jakarta tapi sepertinya waktunya tidak akan cukup.  Akhirnya saya putuskan untuk ke daerah Blok M karena saya ingat disitu ada mi ramen mi ala Jepang yang sangat terkenal dan kami menyukainya, sulit menemukan mi ini di Bogor.  Kami memutuskan untuk naik busway karena lebih cepat dan bebas macet.

Tapi kesulitan terjadi lagi, lagi-lagi kami tidak bisa menemukan pintu masuk busway lama kami mencari, ternyata saya baru ingat pintu masuk busway  itu terletak di dalam stasiun kota.  Akhirnya kami harus jalan berputar lagi menuju pintu masuk busway.  Sepertinya perjalanan kami kali ini adalah selalu tidak menemukan pintu masuk dengan benar..

Kami naik busway menuju Blok M.  Karena hari itu bertepatan dengan hari buruh sedunia maka banyak pula yang berdemo di sekitar bundaran HI sehingga busway harus mengambil jalan memutar.  Melihat Mall Grand Indonesia Cici ingin sekali turun kesitu dan mampir ke Magnum Café.  Tapi saya bilang tidak mungkin turun dengan keadaan macet begini lagi pula kami tidak membawa uang yang cukup untuk berbelanja di mall tersebut.  Hahaha…

Setelah beberapa lama kemudian akhirnya kami sampai di Blok M.  Karena Macet kami harus berjalan sedikit untuk menuju ke Mall Blok M.  Setelah kami jalan, jalan dan jalan kami tidak kunjung menemukan pintu menuju Mall tersebut hanya terlihat mall-nya tapi kapan kami masuk? Sungguh melelahkan dan haus lagi-lagi kami tidak menemukan pintu masuk yang tepat.. Kami sudah lelah berjalan dan kira-kira setengah jam kami menemukan pintu masuk menuju mall..waduuuuh

Kami lalu berjalan-jalan di dalam dan di sekitar mall, ternyata disitu sedang berlangsung acara lomba dance competition, acara sangat meriah sekali.  Saya dan Cici pun terus berjalan dan mencari warung mi ramen dari lantai atas sampai lantai bawah kami tidak mudah mencari 1 tempat di mall sebesar itu. Kami terus berjalan, dan kami bertanya kepada satpam dia malah tidak tahu juga..cape deh!

Setelah cukup lama berjalan akhirnya Saya menyerah dan ingin mencoba makan di tempat lain saja.  Tetapi ketika kami berdua mulai menyerah ternyata tempat mi ramen tersebut ketemu tetapi sayang sudah tutup.  Sungguh menyebalkan sekali melihat warung tersebut tutup L

Kami memutuskan untuk makan di hoka-hoka bento saja karena sama-sama dari Jepang juga.  Setelah makan kami pun pulang karena sudah lelah waktu pun sudah menunjukan pukul 5 sore.  Saya bilang untuk pakai angkot saja menuju stasiunnya, tetapi Cici tetap saja ingin naik busway lagi.  Saya bilang pintu busway di mall ini tuh susah dicari tapi Cici tetap memaksa, akhirnya saya turuti apa keinginannya.  Akhirnya perjalanan mencari “pintu masuk” busway pun kami mulai.  Seperti yang saya duga tidak mudah mencari pintu masuk busway di mall ini, akhirnya kami harus naik turun naik turun sesuai petunjuk arah yang ada dan setelah bertanya ke orang-orang harus belok kesana kemari baru menemukan pintunya.  Sekitar sejam lebih kami menemukan pintu, kami harus naik turun tangga yang tidak sedikit jumlahnya.  Kaki pun sudah tidak sanggup berjalan, rasanya capek sekali.

Setelah cukup lama menunggu datangnya busway kami memutuskan untuk naik kereta di stasiun kota dan naik kereta ekonomi, walaupun berdesak-desakan tapi kereta inilah yang jadwal keberangkatannya lebih awal.

Setelah sampai rumah tanpa mengganti pakaian Saya pun langsung tidur.. Sungguh perjalanan yang melelahkaaaaaaaaaaaaan

You Might Also Like

0 comments

No Rude Words, Please ^^