Freedom Wish PART 1

Karena ini cerpennya panjang jadi dibagi 2-3 bagian check this gals :)


“Aihhh sial sial sial bete banget!” gerutu  salah satu cewek murid SMK Informatika swasta di Jakarta. Cewek itu bernama Neyda, seorang murid dari kelas 3 TI 2. Siswi yang paling pintar, selalu mendapat nilai sempurna di setiap pelajaran, selalu menjadi juara kelas dan juara umum.  Wajah Neyda  juga good looking.  Neyda mempunyai rambut panjang dan lurus, hidungnya kecil, dan juga mempunyai wajah mulus nyaris tanpa jerawat, berkulit sawo matang dan juga berkacamata.  Walaupun tubuhnya tidak terlalu tinggi hanya sekitar 158 cm. Neyda lumayan populer di sekolah, apalagi dengan kepintarannya membuat guru-guru yang ada di sekolah sangat bangga kepada Neyda.  The Genius Glasses.

“Kenapa sih kamu Ney? Kok ambek-ambekan gitu?” tanya Cika penasaran melihat wajah sahabatnya menjadi kusut padahal hari masih pagi.  Cika sangat tahu betul sifat Neyda yang biasanya selalu optimis dan bersemangat menghadapi apapun, kini berubah menjadi kusut seperti rumah yang terkena angin puting beliung. Benar-benar kusut.

“Tau ah gue sebel sama si Sarah! Dia itu emang gak tau diriii!!” kesal Neyda makin menjadi setelah ditanya Cika.  “Duh ampun deh ampuun gue gak bakal nanya lagi dehh..kabur ah!” Cika lari ketakutan setelah melihat wajah Neyda yang seperti banteng mengamuk.  Cika merupakan sahabat Neyda sejak masuk SMK, mereka berdua bertemu pada saat masa orientasi.  Awalnya Neyda menganggap Cika itu aneh, sok akrab, dan sok deket-deket sama Neyda.  Tapi semakin kenal Cika, Neyda pun semakin akrab.  Tinggi Cika yang lebih tinggi dari Neyda sekitar 165 cm, mempunyai kulit putih, bermata sipit dan berambut pendek.  Cika memang asli keturunan Tionghoa.  Sejak masa orientasi sampai sekarang kelas 3, Neyda dan Cika selalu bersama bagaikan amplop dan perangko.  Andai saja Cika itu cowok pasti dia bakal naksir sama Cika soalnya dia itu tinggi dan putih.

“Eh tunggu tunggu mau kemana lo?”

“Mau ke kelas laah bentar lagi bel masuk tuh! Daripada lo marah-marah gak jelas pagi-pagi, mending masuk kelas aja deh! Sekarang kelas Pak Jarwo loh..!” Cika meyakinkan Neyda untuk segera masuk kelas.  Cika tidak mau dirinya dan Neyda dimarahi Pak Jarwo yang super jutek itu.  Pak Jarwo itu orangnya sangat disipliner.  Telat lima menit saja pasti dihukum keluar kelas.  Para murid memang takut sama Pak Jarwo. “Iya iya gue masuk!”

Waktu istirahat Cika coba menanyai Neyda lagi yang sudah surut emosinya, walaupun Ia gak yakin pertanyaannya bakal dijawab tapi Cika begitu penasaran, “Ney tadi pagi lo kenapa sih kok kusut banget mukanya? Muka merah kayak abis kena kebakaran!”
Walaupun agak sulit menjawab dan tidak mau mengingat kejadian tadi pagi, tapi Neyda berusaha menjawab sahabatnya yang penasaran itu. 

“Itu si Sarah!”
“Si Sarah kenapa?” tanya Cika dengan muka penuh kebingungan.
“Si Sarah nyebelin banget! Masa dia deket-deket sama Andy, udah gitu pegangan tangan lagi! Bete banget kan Ka! BETEEEEEEE!” keluh Neyda sambil menahan tangis membuat kacamatanya berembun.

Cika hanya bisa menepuk bahu Neyda sambil menasihatinya dan mengatakan bahwa bisa saja waktu itu Neyda salah lihat.  Cika memang mempunyai sifat dewasa dan selalu bisa memberikan saran yang bagus setiap kali Neyda ada masalah.  Tapi ketika Cika sedang menasihati Neyda yang sedang menangis, tiba-tiba dari arah seberang mereka, Cika melihat Andy sedang bersama Sarah dan seperti yang Neyda ceritakan Andy berpegangan tangan dengan Sarah. 

“Nanti abis pulang sekolah kita makan di tempat biasa ya Andy,” suara Sarah terdengar begitu jelas sampai ke telinga Neyda dan Cika.  Sarah memang sengaja mengeraskan suaranya agar terdengar oleh Neyda.  Sarah tahu Neyda sudah lama suka dengan Andy.  Dulu Neyda, Cika dan Sarah berteman, tapi sudah tidak lagi karena Sarah dipindahkan ke kelas yang berbeda dan karena Neyda juga tidak suka dengan Sarah yang selalu mendekati Andy.  Sejak itu Neyda dan Sarah pun selalu bertengkar. 

Cika yang melihat itu langsung berpikir yang aneh-aneh tentang selera Andy. Mengapa Andy yang mempunyai tampang seperti  Shia LeBouf tokoh utama di film Transformer, memiliki lesung pipi seperti Afgan, memiliki model rambut ala tentara, serta tinggi 175 cm.  Kenapa mau dengan nenek sihir seperti Sarah yang berambut pendek seperti vokalis the virgin, gaya sexy, serta dandanan yang menor seperti tante-tante mau ke pasar.  Cika memang mempunyai kebiasaan yang unik, membanding-bandingkan seseorang dengan artis-artis di televisi.  Cika lebih suka jika Andy pacaran dengan Neyda yang jelas-jelas lebih cantik daripada dengan nenek sihir seperti Sarah.  Alasan lain Cika membela Neyda mungkin juga karena Neyda adalah sahabat baiknya.  Tidak ragu Ia membela sahabatnya itu.

“Andy terus abis makan kita nonton yaa,” suara Sarah makin menggema ke telinga Neyda. Neyda lalu melihat ke arah mereka berdua sambil bercucuran air mata. Kenapa Andy seharian ini selalu bersama Sarah.  Mungkinkah dia dan Sarah mempunyai hubungan khusus. Neyda tak pernah tahu.
Andy melihat ke arah wajah kecil Neyda, matanya nampak bengkak dan raut wajahnya pun nampak sedih.  Andy ingin tahu apa yang terjadi pada Neyda. Tak biasanya Ia seperti itu, “Ney..” ujar Andy lembut.  Neyda pun melihat ke arah wajah tampan yang sudah berada depan mukanya.  Neyda bingung harus bagaimana, Ia lalu segera mengusap wajahnya yang penuh air mata.

“Ngg.. kenapa kamu Ney? Kok nangis? Belum makan yah? Muka kamu makin kurus tuh. Yuk aku traktir makan hehehe..” hibur Andy ke cewek yang biasanya ceria ini. Tapi senyum cerianya tidak terlihat hari ini. “Hmm.. gak kok! Gak kenapa-napa. Aku udah makan kok tadi bareng Cika..lihat aja nih badanku udah gemuk gini, masih aja dibilang kurus!” mencoba terlihat tenang di depan Andy. “Ahh kamu ini gak bisa kali nutupin dari aku.. Kamu pasti ada masalah kan? Tuh muka kamu makin jelek!”
“Ahh Andy! Aku kan kan secantik Angelina Jolie! Teganya ih dibilang jelek..” Neyda masih berusaha tersenyum di depan Andy dengan menggembungkan pipinya. “Nah gitu dong Ney senyum dong. Jangan cemberut terus nanti cepet keriput tuh pipinya hahaha,” Andy sangat senang melihat wajah Neyda yang sudah tidak kusut.  Ketika Andy dan Neyda sedang asyik mengobrol.  Sarah lalu memotong pembicaraan mereka.

“Andy udah yuk ah mending lanjut ngobrol tentang nge-date hari ini ngapain sih ngurusin cewek cengeng kayak gitu. Yuk ah mending kita capcuuus ke kelas.  Daaaah.. Cewek-cewek” ucap Sarah sambil menjulurkan lidah kepada Neyda dan Cika. Andy hanya bisa menurut saja dengan tarikan dari Sarah.  Sebenarnya Andy masih ingin menghibur Neyda yang masih tamoak sedih, tapi tarikan Sarah membuatnya harus mengikuti Sarah. Andy tidak pernah menganggap ajakan Sarah sebagai kencan.  Dia hanya ingin membantu Sarah yang katanya sering mengalami kesulitan dalam pelajaran. Andy memang cowok yang baik, dia tidak enak kalau harus berdebat dengan perempuan.  Takut menyakiti hatinya.  Andy dan Sarah memang satu kelas di 3 TI 3.  Jadi Andy pun selalu bersama dengan Sarah jika setiap kali Ia ke kelas.

“Ney aku ke kelas duluan yah..Kamu jangan nangis lagi oke?” Andy coba menghibur sebelum Ia pergi meninggalkan Neyda.  Neyda hanya membalasnya dengan senyuman kecil.  Ia tidak kuat jika harus melihat Andy selalu berdua dengan Sarah. Padahal Sarah tahu Ia sangat menyukai Andy. 

Neyda sudah lama menyukai Andy sejak dirinya masuk Sekolah Menengah Kejuruan.  Ia pertama kali melihat Andy sama seperti waktu Ia bertemu Cika, sewaktu masa orientasi.  Waktu itu Neyda sedang kesulitan mengerjakan tugas yang diberikan senior.  Neyda sangat malas mengerjakan dan Ia tahu Ia tak akan bisa mengerjakannya.  Lalu tiba-tiba suara itu muncul.

Bersambung..

You Might Also Like

0 comments

No Rude Words, Please ^^