Dasar Semiotika

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikasi. Semiotika berasal dari bahasa Yunani semeion, yang berarti tanda. Semiotika adalah ilmu tanda, Winfried Noth (1993:13) menguraikan asal usul kata semiotika, secara etimologi semiotika dihibungkan dengan kata Yunani sign = signal dan signal = signal, sign.

Piramida Pertanda -> Tanda-Penanda-Petanda.
Tiga unsur semiotika : 1. Tanda, 2. Acuan Tanda, 3. Pengguna Tanda
Contoh semiotika : Mengacungkan dua jempol kepada kawan kita yang berprestasi. Dalam hal ini tanda mengacu pada pujian. Atau bisa juga tanda-tanda yang kita lihat dalam perjalanan misalnya tanda P dicoret. Menandakan dilarang parkir dan sebagainya.

Menurut Peirce (dalam Hoed, 1992) tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu. Sesuatu itu dapat berupa pengalaman pikiran, gagasan, atau perasaan. Contohnya jika A adalah asap yang mengepul di kejauhan, maka ia dapat mewakili B yaitu sebuah kebakaran (pengalaman). Tanda semacam itu dapat disebut indeks. Karena A dan B terdapat keterkaitan (contiguity)

Secara terminologis (Burhan, 2007), semiotika dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan objek-objek, peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.

Teori Tiga Makna, dalam semiotika juga dikenal teori tiga makna yaitu : Odgen and Richards (1923) menyebutkan sebagai symbol, reference, dan referent. Morris Morgan menyebutkan sign, signal, and symbol. Brodbeck (1963) menyebutnya sebagai a. Makna referensial, makna suatu istilah mengenai objek, pikiran, ide, atau konsep yang ditunjukan oleh istilah itu sendiri.

Pragmatik,  Coumming (1999) menyatakan teori makna melalui tiga pendekatan. Yait simbol dilihat melalui tiga persepektif. A. Perspektif Referensial (makna dalam dunia), B. Perspektif Psikologi (makna dalam pikiran) dan C. Perspektif Sosial (makna dalam tindakan).

You Might Also Like

0 comments

No Rude Words, Please ^^