Suatu sore yang mendung, angin dingin merasuk hingga ke tulang. Tubuhku gemetar tak bisa menahan rasa dingin yang begitu hebat mengingatkanku akan suatu kenangan. Sore itu pun berubah menjadi hujan. Perlahan namun pasti dari rintik menjadi ribuan tetes air. Semakin lama semakin deras, derasnya hujan pun diiringi jalanan yang rumah yang banjir.
Aku termenung melihat genangan air di depan teras rumahku semakin lama semakin meninggi. Aku bingung dan takut tidak bisa pergi ke kampus hari ini. Kulihat payung yang tergeletak di pojok teras bersandar dekat kotak tua nan usang, kulihat payung itu sudah tidak layak pakai. Aku pun semakin bingung untuk menghadapi cuaca ekstrim seperti saat ini.
Namun kuputuskan untuk menerobos hujan. Celana panjangku kutarik sampai selutut, kupakai jas hujan seadanya yang masih layak pakai. Pikirku untuk terus berjuang demi menuntut ilmu.
Perjuangan pun tak sia. Ku berhenti di sebuah toko yang terlihat antik namun begitu anggun dari luar. Kuputuskan untuk berteduh sejenak sebelum melanjutkan perjalanan yang masih panjang. Saat menunggu, kulihat sesosok pria gagah memakai celana berbahan kain biasa berwarna hitam, memakai jaket kulit hitam. Kulihat ia sedang mendengarkan musik kulihat ia sedang menggunakan earphone berwarna putih.
Ketika dia menengok ke arahku.. ku tahu ada sesuatu yang menarik di matanya. Kucoba menyapa tapi apa daya tak sanggup. Sepertinya Ia pun ingin menyapa. Dalam benakku kupikir ia ingin bertanya mengapa aku basah kuyup? Tapi sudahlah kuputuskan untuk menaiki kendaraan umum yang sudah menanti di depanku. Kucoba lupakan walaupun itu tak mudah.
0 comments
No Rude Words, Please ^^