Senyum Manis Irfan

PAGI-pagi sekali saya pergi ke sebauh bank yang dikelola swasta untuk mengurus kartu ATM saya yang hilang karena tertelan mesin ATM. Kesal, panik, dan ngantuk saat itu yag saya rasakan ketika pukul 07.30 pagi sudah mantengin pintu depan bank swasta itu terbuka. Saya tahu, bank terseut akan dibuka pada pukul 08.15 pagi, namun karena perasaan saya yang asih panik karena belu pernah kehilangan kartu ATM sejak saya tiga tahun menjadi nasabah bak tersebut. Rasaya.. gemas sekali ingin cepat-cepat bertemu dengan salah satu customer service yang ada di bank tersebut untuk segera mengurus ATM saya.


Saat itu, saya datang ke bank yang ada di cabang Wisma Slipi, Jakarta Barat yang kebetulan memang dekat dengan kantor tempat saya bekerja

Pukul 08.15 yang dinantin akhirnya tiba juga, tak lama setelah satpam membuka pintu masuk, saya pun segera masuk. Tak lupa menyunggingkan satu senyuman kecil pada Pak Satpam sebagai tana terima kasih karena ahirnya dia membuka pintu masuk bank tersebut.

"Selamat datang di Bank ***," barisan berpakaian kuning mengatakan sapaan secara bersamaan yang membuat saya agak sedikit kaget.

Tak lama, saya langsung ke bagian Customer Service. Saya dapat pelayanan di CS nomor 2. Mulanya saya dilayani oleh seorang ibu yang sudah paruh baya. Setelah berkeluh kesah mengenai ATM yang tertelan mesin, tetiba si ibu kemudian pergi dan digantikan oleh Irfan.

Berlawanan dengan ibu tadi, Irfan ini sangat muda, mungkin juga lebih muda dari usia saya saat ini. Wajahnya tampan, berkulit putih, dan memiliki sejumlah kriteria lainnya yang umum dimiliki oleh para front liner di suatu bank.

Dengan sapaan ramah dan senyumnya yang manis hampir membuat saya tersipu-sipu. Pelayanannya baik, dia pun terkadang mengajak ngobrol tentang kehidupan saya sambil menunggu berbagai persyaratan pembuatan kartu baru selesai. Tak lupa ia selalu memberikan senyuman terbaiknya.

Terlihat oleh saya, ia berjuang keras untuk mengajak saya ngobrol dan sekadar berbasa-basi. Jika saya dan Irfan terdiam, ia terlihat berpikir keras untuk menemukan topik yang bisa dijadikan bahan obrolan. 

Hmm.. mungkin Irfan ini orang yang mash belajar, pikir saya. Selain di name tag-nya tertulis "Magang", ibu paruh baya yang saya ceritakan sebelumnya pun kerap kali mengawasi Irfan.

Tak terasa, perjuangan Irfan untuk mengajak ngobrol nasabah membuat kegiatn menunggu ATM baru jadi tidak membosankan (mungkin kita punya chemistry? LOL!). ATM saya pun sudah jadi dan bisa langsung digunakan. Alhamdulilah...

Di akhir penghujung pertemuan pun, Irfa bertanya kepda saya tentang bagaimana pelayannya hari itu. Ternyata memang ia sedang ditinjau oleh seniorya di bank tersebut. Saya bilang saja bahwa pelayanannya bagus dan memuskan. 

You Might Also Like

0 comments

No Rude Words, Please ^^