Kulihat di bawah sorot lampu gedung-gedung tinggi, wajahnya
begitu lelah dan pucat. Kulihat matanya terlelap sejenak memberi isyarat bahwa
ia tidak ingin diganggu sejenak oleh pertanyaan-pertanyaanku. Inginku
memberinya semangat, tapi sepertinya saat ini diam adalah tindakan yang paling
tepat untuk tidak mengganggunya yang sedang banyak pikiran.
Wajahnya yang bersender pada kaca mobil terus disoroti oleh
lampu-lampu gedung dan jalanan ibukota pada malam itu. Aku begitu iba, tapi
juga sekaligus rasa bangga padanya, pria yang sedang semangat mewujudkan
mimpinya.
Setelah lima belas menit memejamkan mata, kesadarannya mulai
terkumpul kembali, wajahnya terlihat lebih segar dari sebelumnya.
“Ah.. padahal cuma ketemu dua orang hari ii, tapi kok capek
banget!” ujarnya.
“Hmm.. bisa capek juga?” candaku.
“Iyalah, gue kan manusia biasa!”
“Tapi di kantor kamu kelihatan selalu bersemangat, meski aku
tahu yang kamu lakukan itu banyak daripada yang kulakukan di kantor.”
“Itu harus!”
“Harus?”
“Ya, harus. Kalau pemimpin di perusahaan kelihatan lemah,
lesu, dan loyo pengaruhnya buruk pada karyawan. Jadi setiap hari harus
kelihatan semangat dan bertenaga! Walaupun… sebenarnya gue benar-benar lelah,”
jelasnya sambil kembali menyenderkan kepalanya ke jendela mobil menatap jalanan
ibukota yang sedang kosong malam itu.
Pikiranku terbuka pada malam itu. Perkataannya adalah benar.
Tidak seharusnya seorang jenderal menunjukan kelemahannya di depan pasukannya.
Jika kau tidak mengenalnya, mungkin kau akan menganggap dia
sebagai orang yang beruntung. Seorang CEO muda , berwajah tampan, berasal dari
keturunan orang kaya, merintis bisnis sendiri, perusahaannya berkembang dengan
baik, dan telah memiliki banyak karyawan.
Tapi, jika kau mengenalnya, pikiranmu yang demikian akan
berubah seratus delapan puluh derajat. Kau harus tahu, perjuangannya begitu
berat. Dia rela tidak tidur lebih lama dari orang lain, tidak makan lebih
banyak dari orang lain, tidak memiliki banyak waktu dengan keluarga, tidak
punya banyak waktu untuk bersenang-senang. Semua itu ia lakukan, karena ia sang
pengejar mimpi.
0 comments
No Rude Words, Please ^^